Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, diantara dalilnya, QS Shad [38]:71-72, QS Al-Mu’minun [23]:12-16, dan antara lain terdapat sabda Rasulullah Saw.,
…ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ … الحديث
…Kemudian Allah mengutus seorang Malaikat untuk menghembuskan roh ke dalam dirinya dan ia juga diperintahkan untuk menuliskan empat hal; rezekinya, ajalnya, amalanya, dan kesengsaraannya atau kebahagiaannya… (HR Muslim dari Ibn Mas’ud)
… أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ.
Ketahuilah, bahwa dalam setiap tubuh manusia terdapat mudhghah, jika mudhghah itu baik maka baik pula seluruh badannya, namun jika mudhghah tersebut rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, mudhghah itu adalah hati.” (HR Muslim dari An-Nu’man bin Basyir)
Manusia diciptakan sebagai khalifah dan untuk ibadah kepada Allah, diantara dalilnya, QS Al-Baqarah [2]:30 dan QS Adz-Dzariyat [51]:56-58.
Manusia ada dalam tiga hakikat; (a) Basyar, bahwa manusia adalah makhluk biologis, QS Fusshilat [41]:6, (b) Al-Insan, bahwa manusia adalah khalifah atau pemikul amanah, QS Al-Ahzab [33]:72, (c) Al-Nas, bahwa manusia adalah makhluk sosial, QS Al-Hujurat [49]:13.
Dunia bagi kita hanya sementara, di sinilah kita diuji, karena pada akhirnya tempat kita kembali hanya ada dua, Surga atau Neraka. QS Ali-Imran [3]:185-186
Rasulullah Saw. mengisyaratkan bahwa penduduk neraka lebih banyak dari penduduk surga, HR Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudriyyi { مِنْ كُلِّ أَلْفٍ, تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ} 999 : 1, dan atau HR Bukhari dari Abu Hurairah { مِنْ كُلِّ مِائَةٍ, تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ} 99 : 1.
Dan hanya dengan Rahmat dan Maghfirah Allah Swt. kita dapat masuk surga tersebut.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَاعْلَمُوا أَنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“Berusahalah beramal dengan benar, lebih dekat pada kebenaran, dan berilah kabar gembira. Karena seseorang tidak akan sekali-kali masuk surga karena amalannya.” Mereka bertanya, “Begitu juga engkau ya Rasulullah.?” beliau bersabda, “Begitu juga aku. Hanya saja Allah Swt. telah meliputiku dengan dengan rahmat-Nya. Dan ketahuilah, bahwa amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt. adalah yang paling kontinu (dawam) sekalipun sedikit-sedikit.” HR Muslim
Maka bersegeralah! QS Ali-Imran [3]:133 , QS Al-Hadid [57]:21, QS Al-Hasyr [59]:18
Dengan memaksimalkan setiap potensi diri untuk menjadi Manusia Seutuhnya (Muttaqiin/orang yang bertaqwa)
Dan Kebahagiaan Hakiki itu, hanya dapat diraih dengan Hidayah Allah, QS Asy-Syams [91]:7-9, QS Al-Baqarah [2]:213 atau QS An-Nur [24]:35. Bahkan Allah memberikan hidayah-Nya pada semua mahluk, QS Thahaa [20]:50. Dengan tahapan hidayah: (a) Akal, (b) Ilmu, (c) Diin/Taufiq, (d) Masuk Surga.
A. Hidayatul-Aql (Allah memberikan kita kecerdasan dan semua kelengkapannya)
Manusia diciptakan sama, tidak memiliki ilmu, maka diberikan perangkat yang lengkap untuk meraih ilmu, QS An-Nahl [16]:78, dan penghidupan di dunia, QS [16]:80-81, QS [7]:10, QS [6]:165, QS Al-Jatsiyah [45]:12-13.
>Manusia dan Perangkat itu akan diminta pertanggungjawaban, QS Al-Isra’ [17]:36, QS Al-Qiyamah [75]:36.
>Jika potensi itu disalahgunakan maka rugi dunia-akhirat, di dunia, QS Az-Zukhruf [43]:36-37, QS Ta-ha [20]:124, dan di akhirat jadi bahan bakar neraka, QS Al-A’raf [7]:179, QS At-Tahrim [66]:6. Kelak itulah penyesalan yang tiada guna, QS An-Naba’ [78]:40.
>Dan jika hilang Aql, maka dia {رُفِعَ القَلَمُ} tidak ada Taklif, terbebas dari perintah/larangan agama.